L E J I T K A N P O T E N S I M U ! P e r u b a h a n B a n g s a d i T a n g a n P e m u d a , P e r u b a h a n P e m u d a D i T a n g a n - M u !

Tuesday, 19 April 2011

Seminar "MUDA, SUKSES, SIAPA BERANI?"




Promuda Entrepreneurship
Seminar “Muda, Sukses, Siapa Berani?”
bersama:
Ust. Mahfudz Abdurrahman (Keynote Speaker)
Valentino Dinsi, MM, MBA (Trainer)

Peserta Akan mendapatkan:
Motivasi sukses menjadi Wirausahawan / Profesional di usia muda
Cara membangun kompetensi dunia kerja di Usia Muda
Cara merintis SUKSES DI USIA MUDA
Gratis Kelompok Diskusi Entrepreneurship (KDE)
Gratis Lomba Bisnis Plan/ Profesional Plan
(Berhadiah total Rp. 50 juta)
Gratis Support Proposal Lomba Inovasi Pemuda Menristek
Gratis Snack dan SertifikatMinggu

Minggu, 8 Mei 2011, 07.30 sd 12.00,
Gedung PPSDMS Nurul Fikri,
Jl. Margonda Raya No 522,
Dekat Fly over UI

Tiket:
Rp .20.000,- tgl 11 sd 7 Mei 2011
Rp. 30.000,- On the Spot/di Lokasi

Tiket tersedia di :
-Warung Cerdas "Change"
Jl. Pemuda No. 24
Depok Lama (depan Perumahan Villa Hijau)
-Bimbel dan Private Alumni
Jl. Nusantara Raya No 302
Depan Smu 1 Depok

Informasi: Rinaldi (089636517282)
Jamil (02193216643)
www.promuda-entrepreneurship.blogspot.com
facebook:promuda-entrepreneurship

Monday, 18 April 2011

10 Miliuner Muda Berbagi Tips Kesuksesan


KOMPAS.com - Setiap tahunnya, beberapa orang berhasil menjadi miliuner baru. Kebanyakan dari mereka adalah warga negara Amerika. Yang lebih mencengangkan lagi, sebagian dari mereka sudah menjadi miliuner bahkan saat masih menjadi anak sekolahan. Visi, kecerdasan, dan keteguhan adalah 3 dari beberapa hal yang membuat mereka berhasil. Apa kata mereka mengenai keberhasilan yang mereka raih? Siapa tahu bisa Anda jadikan pegangan juga untuk menjalani rencana Anda menjadi wirausahawan:

Mark Zuckerberg
Di tahun 2007, ketika berusia 23 tahun, pria ini mengembangkan sebuah sistem yang kini sangat terkenal, Facebook. Dalam sekejap, ia menjadi salah satu miliuner paling kenamaan. Belum lagi namanya makin melambung setelah kisah suksesnya diabadikan dalam film "Social Network". Pria ini memandang bahwa anak-anak muda itu kreatif dan memiliki kecerdasan. Ia punya harapan tinggi terhadap anak-anak muda.

Michael Dell
Di usia 19, Dell keluar dari kuliahnya di University of Texas tak lama setelah ia memulai sebuah perusahaan komputer yang menjual langsung kepada konsumen dengan harga yang lebih rendah ketimbang pesaing di ritel. Begitu ia mencapai usia 24 tahun, perusahaan yang dikenal dengan Dell memiliki pemasukan sekitar 258 juta dollar AS.

Nasihat dari pria yang kini berusia 45 tahun itu untuk para wirausahawan, "Anda harus memiliki gairah terhadap usaha Anda. Saya rasa orang-orang yang mencari ide-ide besar di luar sana untuk mendapatkan uang tidak sesukses orang-orang yang mencaritahu apa gairahnya yang terdalam untuk kemudian dibuat menjadi usaha."

Catherine Cook
Sekarang Catherine Cook sudah berusia 20 tahun, dan selama 2 tahun terakhir ia sudah menjadi miliuner. Ia, bersama kakaknya, David dan Geoff memulai sebuah situs jejaring sosial yang populer di antara remaja Amerika, namanya myYearbook saat mereka masih duduk di bangku sekolah.

Nasihatnya bagi para pengusaha muda, "Berhentilah berpikir dan mulailah melakukan. Saat masih muda adalah waktu paling tepat untuk memulai usaha, karena belum ada tanggung jawab yang harus didapuk seperti saat seseorang mencapai usia dewasa. Yang paling parah bisa terjadi adalah Anda gagal. Tetapi Anda bisa belajar dari kegagalan dan mengubahnya menjadi keberhasilan di upaya berikutnya."

Sean Belnick
Di usia 16, Sean sudah menjadi miliuner dengan cara menjual kursi-kursi kantor lewat online, di situs BizChair.com. Sambil menjalaninya, ia melanjutkan pendidikan di Emory University's Goizueta Business School. Kini ia sudah mencapai usia 23 tahun.

"Tak pernah ada kata memulai terlalu cepat. Ada begitu banyak informasi yang hebat di internet. Lakukan riset dan cari cara untuk mencari tahu apa yang ingin Anda lakukan," saran Sean.

Jermaine Griggs
Pria yang kini berusia 27 tahun ini berhasil menjadi miliuner di usia 23 tahun dengan mengejar gairahnya untuk menjadi guru musik. Situsnya, HearAndPlay.com didesain untuk membantu orang belajar memainkan piano, gitar, dan drum tanpa perlu membaca not balok. Lebih dari 2 juta pelajar mengunduh pelajarannya setiap tahun.

Kata-kata yang ia sampaikan buat para pemula, "Mengertilah kekuatan penjualan, jangan hanya mengerti siapa Anda dan ide Anda. Pelajari bisnisnya. Pelajari bagaimana orang-orang sebelum Anda berhasil menjalaninya, cari pula orang-orang yang memiliki mimpi serta aspirasi yang sama dengan Anda."

Matt Mickiewicz
Di usia 22, ia berhasil mencapai gelar miliuner lewat 3 situs yang ia ciptakan; SitePoint, 99Designs, dan Flippa.com. Menurut Mickiewicz, internet memberikan para wirausahawan umpan balik yang langsung kepada para pelanggan, membuatnya jadi lebih murah untuk mengetes dan meluncurkan ide. Nasihatnya untuk para pengusaha muda, "Orang yang mengatakan bahwa dibutuhkan modal besar untuk mencetak banyak uang hanyalah orang yang mencari-cari alasan. Ciptakan nilai besar untuk orang lain dengan menyediakan solusi yang belum pernah ada sebelumnya."

Juliett Brindak
Di usia 19 tahun, wanita ini sudah mencetak diri menjadi miliuner. Ia mulai menggambar tokoh-tokoh remaja perempuan sejak usia 10 tahun. Kemudian, ia menggunakan karakter-karakter tersebut dalam situsnya, MissO and Friends. Nasihatnya untuk para pemula, "Isi tim Anda dengan orang-orang yang percaya pada ide Anda. Jika ada yang mulai meragukan perusahaan Anda sebaiknya segera disingkirkan."

Cameron Johnson
Di usia 9 tahun, ia mulai membuat perusahaan pembuatan kartu ucapan di rumahnya. Di usia 12, ia membantu saudarinya yang membuat koleksi Beanie Baby dan meraih untung sekitar 50 ribu dollar AS. Kini, di usia 25 tahun, ia sudah berhasil meluncurkan lebih dari puluhan situs. Ia bahkan memiliki acara televisi sendiri di BBC, bertajuk, "Beat the Boss".

Nasihatnya untuk yang ingin memulai usaha sendiri, "Mulailah bergerak. Lakukan sesuatu, mulai dari kecil. Semakin kecil modalnya, semakin mudah untuk mendapatkan keuntungan. Ciptakan nilai lebih untuk orang lain, dan Anda akan mendapatkan hasil lebih."
Suber:Kopas.com

Monday, 11 April 2011

Brian Faridhi, Sukses Berkat Utak-atik Komputer


Usianya baru 24 tahun. Meski begitu, Brian Arfi Faridhi sangat berpotensi menjadi pengusaha sukses. Modalnya bukan setumpuk uang, melainkan keberanian mencoba berbagai jenis usaha untuk menempa talenta bisnisnya. Setelah berkali-kali gagal, mahasiswa ITS itu mulai menemukan jalur sukses di jasa web development dan online marketing.

brian_arfi_faridhiMemasuki ruang tamu di sebuah rumah yang tidak terlalu besar di kawasan Semolowaru, Surabaya, tampak deretan rak yang menempel di sekeliling tembok. Di rak tersebut dipajang pernak-pernik dan aneka kebutuhan muslim.

Ada buku bacaan Islam, kitab suci, obat-obatan herbal, dan buku-buku anak. Di sebelah salah satu rak tersebut, ada sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat lima orang laki-laki yang sedang asyik dengan komputer masing-masing. Salah satunya adalah Brian Arfi Faridhi, owner PT Dhezign Online Solution.

Laki-laki yang kini masih tercatat sebagai mahasiswa Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) sejak 2003 mulai menceritakan tentang perjalanan bisnisnya.

Melakoni berbagai jenis bisnis, tampaknya, sudah menjadi menu sehari-hari Brian. Mulai bisnis les privat, berjualan parfum di koridor kampus, buka lapak, jual jus di rombong kaki lima, jual roti bakar, burger penyet, es bubur kacang ijo, hingga berjualan batagor keliling pun sempat dilakoni.

Namun, di tengah usahanya menekuni beragam bisnis yang dirintis itu serta di sela-sela kesibukan kuliah, dia pun kerap bereksperimen dengan komputer. Mulai nge-blog, ikut milis, hingga mendesain sebuah website. Dari kegemaran bereksperimen dengan komputer itulah, pada 2006, lahir sebuah toko yang men-display produk secara online (toko online).

Bisnis via internet yang dirintis tersebut bertujuan memberi wadah bagi siapa saja yang ingin memasang iklan. Toko online itu bisa menjadi alternatif pemasaran produk. "Yang biasanya pasang iklan di majalah atau koran, kini bisa lebih mudah melalui online," terang peraih juara I Wirausaha Muda Mandiri 2009 kategori Industri Kreatif Mahasiswa tersebut.

Untuk mendapatkan orang yang mau memasarkan produknya di internet, Brian pun menyebarkan proposal. Sayang, keberuntungan belum berpihak kepada dirinya. Meski sudah menyebarkan banyak proposal kepada pihak-pihak yang dirasa potensial memasang iklan, ternyata proposal-proposal itu tidak ada yang sukses. "Tidak ada yang mau. Untuk foto produknya saja mereka enggan," ungkapnya.

Tidak berputus asa, dia pun mencari sendiri konsumen secara langsung tanpa proposal. Ketika itu, tutur Brian, ada sebuah toko yang berjualan buku-buku bacaan muslim. Dia pun menghampiri dan mengungkapkan maksud serta tujuannya kepada sang pemilik. "Saya pinjam buku-buku dan minta izin untuk saya scan sampulnya, selanjutnya dipajang di internet. Saya pinjam dengan jaminan KTP," kenang suami Juanita Vyatri tersebut.

Untuk melengkapi informasi saat men-display produk di internet, selain melakukan scan, dia menimbang dan mengukur buku-buku tersebut. Tujuannya, pembeli bisa tahu berat dan ukuran buku yang akan dibeli. Itu sangat berguna ketika harus dikirim melalui paket. "Nah, setelah di-display di internet itulah, akhirnya ada pembeli dari luar Jawa, yaitu Samarinda dan Batam," tuturnya.

Dari toko online itu, bisnis via internet yang dilakoni Brian makin berkembang. Dia mengembangkan keahliannya dengan membuat situs VimpleShop.com. Fungsinya sama seperti toko. Namun, aplikasi itu seperti blog. Jadi, gratis dan bisa dikreasi sendiri oleh blogger. "Tapi, ada juga yang bayar, jika konsumen mau nambah banner, fitur diskon, dan tambahan kecil-kecil lainnya," ujar ayah tiga anak tersebut.

Merasa masih punya keahlian lain yang bisa digali, Brian pun mencoba peruntungan di bidang web development. Yaitu, merancang dan membuat website pesanan. Melalui web development itu, dia menerima banyak pesanan pembuatan company profile.

Menurut Brian, membuat website tidak mudah. Butuh kecermatan dan kejelian. Sebab, membuat website sama seperti membangun sebuah rumah. Diperlukan analisis sebagus apa dan sebesar apa web yang akan dibuat. Perlu juga diperhatikan seribet apa, sedetail apa, dan secanggih apa website itu. Juga, bagaimana tipe yang akan dibuat, company (perusahaan) atau toko. "Jadi, seperti arsitek," tegasnya.

Pembuatan company profile, misalnya. Secara teknis, satu hingga dua minggu pembuatan profil sudah selesai. "Biasanya yang lama itu nunggu acc dari klien. Kadang dari pihak mereka harus dikonsultasikan dulu dengan atasan dan pimpinan-pimpinannya," ujarnya.

Ada pun beberapa perusahaan yang telah memanfaatkan jasanya adalah Baba Rafi, Yayasan Kas Pembangunan, Indah Bordir (toko batik di Sidoarjo), serta Universitas Wijaya Putra.

Brian tidak main-main dengan usaha yang sedang digeluti itu. Untuk urusan web development misalnya, dia tidak ingin ada barang bajakan. Salah satunya, memilih program PhotoShop yang orisinal seharga Rp 7 juta. ''Itu menunjukkan seberapa serius kami dengan klien. Kami jual jasa dan skill. Nah, kalau kita tidak mau menghargai orang (pembuat) PhotoShop, sama artinya kita tidak berkomitmen,'' ujarnya.

Untuk menunjukkan keseriusan melayani konsumen, dia pun memberikan garansi. Sebulan setelah web selesai dan klien tidak puas, pihaknya menjamin 100 persen uang kembali. "Tapi, kalau proyek belum selesai dan pengorder membatalkan, jaminan tidak kami berikan. Sebab, kami sedang berusaha membuat," terangnya.

Lalu, berapa kali bisa membuat website dalam sebulan? Tidak pasti, bergantung kapasitas website yang akan dibuat. Menurut Brian, jika website sederhana, sebulan bisa sampai lima website. ''Bergantung permintaan customer, mau yang seperti apa,'' tuturnya.

Melalui PT Dhezign Online Solution yang dia dirikan pada 2008, ada dua jenis usaha yang kini di bawah naungannya. Yaitu, web development dan online marketing. Hingga kini, setidaknya sudah lebih dari 50 klien memanfaatkan jasa tersebut. ''Sekitar 30 klien dari luar negeri seperti Amerika, Inggris, Yunani, Australia, dan Belanda,'' jelas Brian.

Menemukan klien dari luar negeri juga mudah. Cukup masuk ke milis-milis. Nah, di sana nanti pasti bertemu banyak orang yang juga dari luar negeri.

Modal untuk mendirikan bisnis online juga cukup sederhana. Asalkan punya skill, bisa desain programming, ada komputer, dan koneksi internet, semua bisa berjalan. Biaya hosting (space atau tempat di internet untuk menyimpan data-data situs) cukup Rp 150 ribuan. Bayar domain (nama situs yang dimiliki di internet) juga Rp 150 ribu selama setahun.

Dikatakan, untuk mendesain toko online yang sederhana, harganya Rp 350 ribu hingga Rp 1 juta, sudah termasuk domain. Untuk website bisa mencapai Rp 5 juta hingga Rp 100 juta, bergantung spesifikasi website yang akan dibuat. Menurut Brian, besarnya omzet berdasar proyek. Jadi, tidak bisa diprediksi. "Secara keseluruhan, omzet PT Dhezign Rp 500 juta per tahun," katanya.

Sumber: Ciputraentrepreneurship.com

Umur Yang Berkah

UMUR YANG BERKAH

Ada orang-orang yang hidupnya hanya sebentar, namun sejarah kerap menyebutnya hingga beratus-ratus tahun lamanya atau nama mereka banyak dicatat dalam buku-buku sejarah.

Sahabat Rasulullah Saw yang bernama Usamah bin Zaid ra. telah memimpin pasukan di saat usianya baru menginjak 16 tahun. Bukan pasukan sembarangan, tetapi pasukan para sahabat besar. Nabi Saw bersabda, ”Dia (Usamah) layak dan mampu untuk memimpin.” (HR Bukhari 4469)

Muhammad Al-Fatih menaklukkan sebuah kota (Kostantinopel) yang sulit sekali ditaklukkan oleh kaum muslimin. Pada saat itu usianya baru menginjak 23 tahun.

Sahabat Rasulullah Sa’ad bin Mu’adz ra. Dia memeluk agama Islam di saat usianya 30 tahun. Dia wafat pada usia 37 tahun. Rasulullah Saw bersabda, ”Arsy Allah bergetar ketika Sa’ad bin Mu’adz wafat.” (HR Muslim; 6295, At-Tirmidzi;3848). Ketika jenazah Sa’ad bin Mu’adz diusung, ringan sekali rasanya. Nabi Saw bersabda, ”Para malaikat turut mengusung jenazah Sa’ad bin Mu’adz.” (HR At-Tirmidzi 3849)

Imam An-Nawawi, penyusun buku Riyadhush Shalihin, wafat pada usia 40 tahun dan dia tidak menikah. Kenapa bisa demikian? Mereka mengatakan, ”Karena beliau sibuk dalam menuntut ilmu.” Apakah Anda tahu berapa banyak buku yang dikarangnya? Buku yang dikarangnya berjumlah 500 buah.

Apakah Anda tahu, bagaimana Imam An-Nawawi makan? Beliau berkata, ”Demi Allah! Saya tidak makan, tidak tidur hingga saya jatuh!” Beliau tidak ada waktu untuk itu! Sampai-sampai ibu beliau berkata padanya, ”Wahai anakku! Aku telah menyiapkan makanan untukmu.” Beliau menjawab, ”Wahai ibuku! Saya sedang sibuk dengan ilmu.” Ibunya menceritakan, ”Saya menghampirinya dan menyuapkan makanan padanya, namun dia tidak menyadari. Dia baru selesai bekerja ketika azan Subuh berkumandang.” Kemudian beliau bertanya, ”Wahai ibuku! Mana makanannya?” Ibunya menjawab, ”Saya telah menyuapkannya ke mulutmu, wahai anakku.” Beliau berkata, ”Demi Allah! Saya telah disibukkan.” (dikutip dari buku Bangkitlah!!! Menuju Perubahan Hidup yang Lebih Sukses, karya Amru Khalid, penerbit Pustaka Nuun)
Arnab20.multiply.com

Jejak Langkah Marc Ladreit de Lacharrière Sukses di Usia Muda


Marc Ladreit de Lacharriiere terlahir dan dibesarkan dari keluarga Lacharrière di Kota Nice, Prancis. Dia lahir pada tanggal 6 November 1940. Tidak banyak pemberitaan yang bisa merekam jejak masa kecilnya.

Nama Lacharrière baru mulai dikenal di dunia bisnis Prancis pada 1961. Pada tahun itu, di saat usianya baru menginjak 21 tahun, dia memulai karier bisnisnya dengan mendirikan usaha penerbitan media. Yakni majalah remaja bertajuk Mademoiselle.

Bisnis itu dilakoninya saat masih menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Ekonomi Université de Paris. Sayang, bisnis media yang dirintis dengan susah payah itu berakhir. Lacharrière menjual media itu sesaat sebelum melanjutkan studi di Elite Nationale d'Administration (ENA) pada tahun 1974.

Keputusan itu diambilnya lantaran ingin merintis karier di industri perbankan. Bank pertama tempat Lacharrière meniti karier sebagai bankir adalah Bank of Suez. Di bank itu, kariernya juga terhitung singkat, hanya sampai tahun 1976. Kendati kariernya di bank itu masih seumur jagung, Lacharrière telah berhasil menduduki posisi eksekutif.

Selepas dari Bank of Suez, Lacharrière meneruskan kariernya di perusahaan terkemuka Prancis, yaitu L'Oreal. Di perusahaan itu, dia bekerja selama 15 tahun. Hingga akhirnya menduduki jabatan sebagai wakil presiden eksekutif keuangan dari tahun 1984 hingga 1991.

Selama kurun waktu tersebut, Lacharrière juga menjabat posisi top di perusahaan lain. Dia, misalnya, pernah berada di jajaran direksi Synthelabo SA, perusahaan farmasi milik pemerintah Prancis dari tahun 1986 hingga 1991. Selain itu, menduduki posisi yang sama di Bank Mutuelle Industrielle (Bank Reksa Industri) pada tahun 1988-1990, yang kemudian bersalin bentuk menjadi Société de Banque Occidentale (SDBO), Bank Masyarakat Barat.

Pada 1991, Lacharrière mencoba kembali mengasah bakat bisnisnya dengan membangun perusahaan sendiri di sektor jasa keuangan. Bendera usahanya itu adalah Financiere Marc de Lacharriere (Fimalac). Perusahaan ini bergerak di sektor pendanaan korporasi. Sejumlah perusahaan yang pernah mendapat kredit dari Fimalac, antara lain, Varlogar, La Sofrès, Lille Bonnières, Centenaire Blanzy, Crédit Lyonnais, France Télécom, Air France, Sefimeg, Comptoir Lyon Allemand Louyot, Casino, Flo, AGF, Canal +, Renault, Strafor Facom, Secap, dan LBC.

Fimalac memfokuskan usahanya di sektor jasa keuangan melalui sejumlah entitas bisnisnya, seperti Fitch Group. Lembaga ini memiliki unit usaha Fitch Ratings, lembaga pemeringkat terbesar ketiga di dunia. Pada tahun 2006, omzet perusahaan ini € 457 juta.

Kehebatan Lacharrière mengelola bisnis di sektor jasa keuangan membuat namanya semakin populer di Prancis. Karena itu, selain menjabat sebagai Ketua Eksekutif Fimalac, dia juga diminta oleh sejumlah kelompok bisnis untuk menduduki jabatan penting di perusahaannya.

Pada periode tahun 1997-2000, Lacharrière pernah menjabat sebagai anggota dewan pengawas dari Group Casino Flo, Direktur L'Oreal, Anggota Dewan International Renault-Nissan, dan Anggota Dewan Penasihat Bank Prancis. Kesuksesan sebagai pengusaha dan eksekutif di berbagai perusahaan tidak menjadikannya sombong. Dia tetap rendah hati dan memiliki jiwa sosial tinggi.

Dia mendirikan Yayasan Keragaman Budaya pada 2006. Tujuan Lacharrière membangun yayasan ini adalah menciptakan warisan budaya kontemporer di tingkat sosial. Kegiatannya di bidang sosial, akhirnya membawa Lacharrière menjadi Ketua Dewan International Musees de France atau museum Prancis pada 1997. (suMarc Ladreit de Lacharriiere terlahir dan dibesarkan dari keluarga Lacharrière di Kota Nice, Prancis. Dia lahir pada tanggal 6 November 1940. Tidak banyak pemberitaan yang bisa merekam jejak masa kecilnya.

Nama Lacharrière baru mulai dikenal di dunia bisnis Prancis pada 1961. Pada tahun itu, di saat usianya baru menginjak 21 tahun, dia memulai karier bisnisnya dengan mendirikan usaha penerbitan media. Yakni majalah remaja bertajuk Mademoiselle.

Bisnis itu dilakoninya saat masih menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Ekonomi Université de Paris. Sayang, bisnis media yang dirintis dengan susah payah itu berakhir. Lacharrière menjual media itu sesaat sebelum melanjutkan studi di Elite Nationale d'Administration (ENA) pada tahun 1974.

Keputusan itu diambilnya lantaran ingin merintis karier di industri perbankan. Bank pertama tempat Lacharrière meniti karier sebagai bankir adalah Bank of Suez. Di bank itu, kariernya juga terhitung singkat, hanya sampai tahun 1976. Kendati kariernya di bank itu masih seumur jagung, Lacharrière telah berhasil menduduki posisi eksekutif.

Selepas dari Bank of Suez, Lacharrière meneruskan kariernya di perusahaan terkemuka Prancis, yaitu L'Oreal. Di perusahaan itu, dia bekerja selama 15 tahun. Hingga akhirnya menduduki jabatan sebagai wakil presiden eksekutif keuangan dari tahun 1984 hingga 1991.

Selama kurun waktu tersebut, Lacharrière juga menjabat posisi top di perusahaan lain. Dia, misalnya, pernah berada di jajaran direksi Synthelabo SA, perusahaan farmasi milik pemerintah Prancis dari tahun 1986 hingga 1991. Selain itu, menduduki posisi yang sama di Bank Mutuelle Industrielle (Bank Reksa Industri) pada tahun 1988-1990, yang kemudian bersalin bentuk menjadi Société de Banque Occidentale (SDBO), Bank Masyarakat Barat.

Pada 1991, Lacharrière mencoba kembali mengasah bakat bisnisnya dengan membangun perusahaan sendiri di sektor jasa keuangan. Bendera usahanya itu adalah Financiere Marc de Lacharriere (Fimalac). Perusahaan ini bergerak di sektor pendanaan korporasi. Sejumlah perusahaan yang pernah mendapat kredit dari Fimalac, antara lain, Varlogar, La Sofrès, Lille Bonnières, Centenaire Blanzy, Crédit Lyonnais, France Télécom, Air France, Sefimeg, Comptoir Lyon Allemand Louyot, Casino, Flo, AGF, Canal +, Renault, Strafor Facom, Secap, dan LBC.

Fimalac memfokuskan usahanya di sektor jasa keuangan melalui sejumlah entitas bisnisnya, seperti Fitch Group. Lembaga ini memiliki unit usaha Fitch Ratings, lembaga pemeringkat terbesar ketiga di dunia. Pada tahun 2006, omzet perusahaan ini € 457 juta.

Kehebatan Lacharrière mengelola bisnis di sektor jasa keuangan membuat namanya semakin populer di Prancis. Karena itu, selain menjabat sebagai Ketua Eksekutif Fimalac, dia juga diminta oleh sejumlah kelompok bisnis untuk menduduki jabatan penting di perusahaannya.

Pada periode tahun 1997-2000, Lacharrière pernah menjabat sebagai anggota dewan pengawas dari Group Casino Flo, Direktur L'Oreal, Anggota Dewan International Renault-Nissan, dan Anggota Dewan Penasihat Bank Prancis. Kesuksesan sebagai pengusaha dan eksekutif di berbagai perusahaan tidak menjadikannya sombong. Dia tetap rendah hati dan memiliki jiwa sosial tinggi.

Dia mendirikan Yayasan Keragaman Budaya pada 2006. Tujuan Lacharrière membangun yayasan ini adalah menciptakan warisan budaya kontemporer di tingkat sosial. Kegiatannya di bidang sosial, akhirnya membawa Lacharrière menjadi Ketua Dewan International Musees de France atau museum Prancis pada 1997. (sumber:Kontan.co.id)

Mereka Yang Sukses Dibawah Usia 22 Tahun


Di jaman dot com ini, sukses di usia muda adalah impian banyak orang. Nama-nama seperti Bill Gates, Mark Zuckerberg, Michael Dell, Steve Jobs, dan Ted Turner adalah contoh mereka yang sukses mengejar mimpi mereka di usia muda. Tapi tahukah Anda banyak anak-anak muda yang usianya belum 22 tahun dan masih kuliah namun bisa menjadi seorang milyader dengan mengantongi kekayaan jutaan dolar dengan usahanya? Berikut ini adalah beberapa usahawan muda yang sukses sebelum usia 22 tahun.

Jason Brian

Di musim panas 2008, setelah kelulusan SMAnya, Jason bekerja di departemen marketing di penjualan mobil South Florida. Dia tahu pasti bahwa masa depan marketing adalah di web.

"Dengan setengah biaya, saya bisa mendapatkan hasil berlipatganda," ujar Brian. Ia membeli iklan online dan menggunakan pengoptimalan mesin pencari, dan hasilnya luar biasa. Tiga tahun kemudian, di umurnya yang ke 21, Brian mengeluarkan kurang dari 10.000 dolar dari tabungannya dan membuat website yang membuat para pelanggannya bisa memilih dan membeli mobil secara online. Web itu bernama Autocricket.com, dan berhasil menarik investor enam bulan setelah diluncurkan. Di tahun 2009 web itu menghasilkan keuntungan 1.2 juta dolar tepat waktu Brian berumur 22 tahun. Di tahun 2010 hebatnya keuntungannya berlipat menjadi 6 juta dolar.

Joshua Dziabiak

Anak berumur 18 tahun menjual perusahaan pertamanya di tahun 2005 seharga kurang lebih 1 juta dolar. Dia membeli mobil secara tunai dan sebuah TV flat, lalu sisanya ia investasikan di perusahaan lain, termasuk Showclix, usaha yang ia jual itu. Di tahun 2009 Joshua telah mengumpulkan kekayaan sekitar 1 juta dolar, dan nilai perusahaannya sekitar 2,75 juta dolar. Nilai itu berlipat ganda hingga 9 juta dolar di tahun 2010.

Daniel Gomez Iniguez

Diusianya ke 20, Daniel meluncurkan Solben, sebuah perusahaan yang mendisain dan memproduksi minyak dari tanaman untuk bahan bakar diesel. Dia menjual kepada klien pertamanya 150.000 – 75.000 dolar di depan untuk memproduksi produknya dan di ikuti 75.000 dolar pada saat dikirim. Perusahaan yang berada di Mexico ini menghasikan 1 juta dolar lebih sedikit di tahun pertamanya, dan hari ini Daniel memiliki 15 pegawai sedangkan ia sendiri baru masuk tahun pertamanya di bangku kuliah.

Anda lihat, dari 3 orang di atas adalah anak-anak muda di usia 20-an tahun yang berhasil mencapai sukses. Jika mereka bisa, Anda juga bisa.

sumber: forbes.co m
gupdi.or g